Selasa, 10 November 2015

Tugas Resensi Novel

Resensi Novel Marmut Merah Jambu

Judul                           : Marmut Merah Jambu
Penulis                        : Raditya Dika
Penerbit                     : Bukune        
Kota Terbit                : Jakarta
Tahun Terbit             : 2010
Cetakan ke                 : V
Deskripsi Fisik           : vi + 222 hlm; 13 x 20cm.
ISBN                            : 602-8066-64-8

Pendahuluan
Novel ini berjenis non-fiksi komedi, namun tidak seperti novel komedi pada umumnya. Novel ini berisi perjalanan cinta pengarang yang dibalut dengan unsur komedi.
Sinopsis
Cerita ini dimulai ketika Dika dan dua orang temannya semasa SMP menyimpan rasa suka secara diam-diam pada teman wanitanya namun enggan untuk menyampaikan perasaannya itu karena mereka dianggap culun.
Lalu ketika SMA, ia kembali satu sekolah dengan cewe yang ia taksir dulu, Ina namanya. Ia akhirnya mencoba berkenalan dengannya. Dika mencoba beberapa kali mengajak Ina berkencan dan akhirnya berhasil. Sejak saat itu mereka berdua sering jalan bareng. Namun akhirnya harus berpisah karena Dika kuliah di luar negeri. Beberapa tahun kemudian mereka mengatur pertemuan dan berhasil. Kini Dika menjadi seorang penulis sementara Ina menjadi Event Organizer.
Saat itu, Ina curhat kepada Dika mengenai cowo yang ditaksirnya sejak SMA lalu. Namun ternyata Dia, cowo yang ditaksir Ina, memberitahu padanya bahwa ia telah berpasangan. Dika pun berpikiran akan memberitahu Ina bahwa ia tengah menulis buku berjudul Marmut Merah Jambu dimana akan disisipkan bab tentang perasaan cinta Dika pada Ina yang tak pernah terbalas. Namun Dika mengurungkan niatnya. Akhir pembicaraan, Dika meminta Ina supaya hubungan mereka berdua tetap seperti itu.
Novel ini ditulisnya dengan berusaha memahami apa itu cinta dengan mengintrospeksi dirinya berdasar pengalaman pribadinya selama ini. Dan sampai pada halaman terakhir yang ditulisnya, dia tetap tidak mengerti apa itu cinta sama ketika ia mengawali buku ini pada halaman pertama.
Alih – alih seperti belalang, Dika merasa seperti seekor marmut merah jambu yang terus – menerus jatuh cinta, loncat dari satu relationship (hubungan) ke relationship yang lainnya, mencoba terus berlari di dalam roda bernama cinta, seolah – olah maju, tapi tidak… karena sebenarnya jalan di tempat. Seperti marmut yang tidak tau kapan harus berhenti berlari di roda yang berputar. Yang setiap saat memandanginya dia selalu berpikir “apakah ini saatnya berhenti?”



Unsur Intrinsik
Tema                          :  tema sosial – pengalaman pribadi
Alur                             :  maju
Penokohan                :  Dika                   :  dungu, jenaka, terlihat culun, pandai memecahkan kasus
                                        Ina                       :  populer, baik, gengsian          
                                        Mama                 :  panik, sayang anak-anaknya
                                        Edgar                  :  tidak mau rugi
                                        Grup Detektif   :  konyol, hebat
                                        Ara                      :  baik, sahabat sejati

Sudut pandang          :  orang pertama pelaku utama

Latar
a.       Tempat      :  sering disebutkan daerah-daerah Jakarta selatan
b.      Waktu        :  berhari-hari
c.    Suasana   :  lebih menggambarkan suasana hati Dika yang terkadang senang juga miris

Unsur Ekstrinsik
Nilai-nilai                   :  nilai sosial tentang percintaan remaja
Bahasa                        :  bahasa sehari-hari
Gaya cerita                :  diceritakan secara jenaka
Kepengarangan       : Adalah seorang penulis novel populer yang terkenal dengan novel-novelnya yang menceritakan tentang pengalaman pribadi

Keunggulan
Novel ini memiliki desain cover yang menarik perhatian, karena terlihat lucu dengan foto Raditya Dika yang wajahnya menyerupai marmut ditambah desain-desain ornamen unik. Bahasa yang digunakan juga sangat ringan karena ia menggunakan bahasa sehari-hari anak remaja. Banyak hal-hal menarik seputar fenomena kehidupan anak remaja yang ditulisnya juga membuat novel ini lebih hidup ketika dibaca oleh kaum remaja.

Kekurangan
Novel ini lumayan tebal untuk jenis novel komedi. Pada beberapa bagian novel ini sedikit membosankan. Jika yang membacanya adalah seorang perempuan, mungkin akan sedikit geli karena pada bab “Balada Sunatan Edgar” isinya menggunakan bahasa yang sangat vulgar. Novel ini jika dibaca oleh orang dewasa mungkin membosankan, karena isinya yang berbau remaja.

Kesimpulan
            Novel ini sangat menarik karna berjenis non-fiksi komedi, mudah dipahami karena menceritakan pengalaman pribadi sang penulis. Namun ada beberapa kata yang sangat tidak layak untuk dibaca terutama oleh anak yang masih dibawah umur karena kata tersebut sangatlah vulgar. Disamping itu secara keseluruhan novel ini sangatlah cocok untuk mengisi waktu luang sembari menghibur diri.

Tugas Bahasa Indonesia Bisnis (Penalaran Induktif)



KATA PENGANTAR

            Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa. Dengan segala rahmat, petunjuk, dan karunianya, akhirnya pembuatan makalah ini dapat penulis selesaikan.
Fungsi utama makalah ini adalah sebagai salah satu bahan penunjang dalam proses pembelajaran terutama dalam mata kuliah Bahasa Indonesia 2. Topik yang penulis bahas dalam makalah ini adalah “Penalaran Induktif”.
Penulis menyadari bahwa dalam isi dan sistematika pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.

                                                                                                         
Bekasi,  November 2015

                                                                                                Penulis



DAFTAR ISI

Kata Pengantar……………………………………………………………. i
Daftar isi……………………………………………………………………ii
BAB I PENDAHULUAN
            1.1 LatarBelakang…………………………………………………1
            1.2 RumusanMasalah……………………………………………...1
            1.3 Tujuan Penelitian………………………………………………1
BAB II PEMBAHASAN
            2.1 Pengertian Penalaram……………………………………………....2
                        2.2 Penalaran Induktif………………………………………….3
                        2.3 Macam-macam Penalaran Induktif………………………...3
                        2.4 Jenis Paragraf Induktif………..............................................4
                        2.5 Berdasarkan Letak kalimat Utamanya……………………  5
                       
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan……………………………………………….....……......6
      Daftar Pustaka…………………………………………………......….iii




BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang           
Penalaran induktif merupakan prosedur yang berpangkal dari peristiwa khusus sebagai hasil pengamatan empirik dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat umum. Dalam  hal ini penalaran induktif merupakan kebalikan dari penalaran deduktif. Dengan demikian, untuk mendapatkan pengetahuan ilmiah kedua penalaran tersebut dapat digunakan secara bersama-sama dan saling mengisi, dan dilaksanakan dalam suatu wujud penelitian ilmiah yang menggunakan metode ilmiah dan taat pada hukum-hukum logika

1.2  Rumusan Masalah

a.       Apakah yang dimaksud dengan Penalaran Induktif ?

1.3  Tujuan Penulisan
1.      Mengetahui definisi Penalaran Induktif.
2.      Memahami arti Penalaran Induktif.
3.      Mampu menjelaskan  Penalaran Induktif.
.






BAB 2
PEMBAHASAN

2.1  PENGERTIAN PENALARAN
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan  indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi -proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence) .Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi
Penalaran juga merupakan aktivitas pikiran yang abstrak, untuk mewujudkannya diperlukan simbol. Simbol atau lambang yang digunakan dalam penalaran berbentuk bahasa, sehingga wujud penalaran akan akan berupa argumen.
Kesimpulannya adalah pernyataan atau konsep adalah abstrak dengan simbol berupa kata, sedangkan untuk proposisi simbol yang digunakan adalah kalimat (kalimat berita) dan penalaran menggunakan simbol berupa argumen. Argumenlah yang dapat menentukan kebenaran konklusi dari premis.
Berdasarkan paparan di atas jelas bahwa tiga bentuk pemikiran manusia adalah aktivitas berpikir yang saling berkait. Tidak ada ada proposisi tanpa pengertian dan tidak akan ada penalaran tanpa proposisi. Bersama – sama dengan terbentuknya pengertian perluasannya akan terbentuk pula proposisi dan dari proposisi akan digunakan sebagai premis bagi penalaran. Atau dapat juga dikatakan untuk menalar dibutuhkan proposisi sedangkan proposisi merupakan hasil dari rangkaian pengertian.




2.2  Penalaran Induktif
Paragraf Induktif adalah paragraf yang diawali dengan menjelaskan permasalahan-permasalahan khusus (mengandung pembuktian dan contoh-contoh fakta) yang diakhiri dengan kesimpulan yang berupa pernyataan umum. Paragraf Induktis sendiri dikembangkan menjadi beberapa jenis. Pengembangan tersebut yakni paragraf generalisasi, paragraf analogi, paragraf sebab akibat bisa juga akibat sebab.

Contoh Paragraf Induktif:
Pada saat ini remaja lebih menukai tari-tarian dari barat seperti breakdance, Shuffle, salsa (dan Kripton), modern dance dan lain sebagainya. Begitupula dengan jenis musik umumnya mereka menyukai rock, blues, jazz, maupun reff tarian dan kesenian tradisional mulai ditinggalkan dan beralih mengikuti tren barat. Penerimaan terhadap bahaya luar yang masuk tidak disertai dengan pelestarian budaya sendiri. Kesenian dan budaya luar perlahan-lahan menggeser kesenian dan budaya tradisional.

2.3  Macam-macam Penalaran Induktif
a.       Generalisasi
Generalisasi adalah pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau sebagian besar gejala yang diminati generalisasi mencakup ciri – ciri esensial, bukan rincian. Dalam pengembangan karangan, generalisasi dibuktikan dengan fakta, contoh, data statistik, dan lain-lain.
Contoh generalisasi:
jika ada udara, manusia akan hidup.
jika ada udara, hewan akan hidup.
jika ada udara, tumbuhan akan hidup.
jika ada udara mahkluk hidup akan hidup.

b.      Generalisasi Sempurna
Adalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penimpulan diselidiki. Generalisasi macam ini memberikan kesimpilan amat kuat dan tidak dapat diserang. Tetapi tetap saja yang belum diselidiki.
c.       Generalisasi Tidak Sempurna
Adalah generalisasi berdasarkan sebagian fenomena untuk mendapatkan kesimpulan yang berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diselidiki.

Ciri-Ciri Paragraf Berpola Induktif
1)      Letak kalimat utama di akhir paragraph
2)      Diawali dengan uraian/penjelasan bersifat khusus dan diakhiri dengan pernyataan umum
3)      Paragraf induktif diakhiri dengan kesimpulan 

2.4  Jenis Paaragraf Induktif
Paragraf Induktif sendiri dibagi menjadi 3 jenis yakni :
1.      Paragraf Induktif generalisasi adalah suatu pola pengembangan paragraf yang bertolak dari sejumlah fakta khusus yang memiliki kemiripan menuju sebuah kesimpulan. Kesimpulan generalisasi didahului dengan penalaran generalisasi. Penalaran generalisasi pun dapat digunakan untuk mengembangkan paragraf. caranya penulis lebih dulu menyajikan sejumlah peristiwa khusus dalam bentuk kalimat.Kemudian pada bagian akhir paragraf itu diakhiri dengan kalimat yang berisi generalisasi dari peristiwa khusus yang telah disebutkan pada bagian awal. Kalimat terakhir biasanya berisi gagasan utama paragraf.
2.      Paragraf Induktif Analogi merupakan pola penyusunan paragraf berupa perbandingan dari dua hal yang mempunyai sifat sama.Pengembangan paragraf secara analogi ini didasarkan adanya anggapan bahwa jika sudah ada persamaan dalam berbagai segi maka akan ada persamaan pula dalam hal yang lain.
3.      Paragraf Induktif Hubungan Kausal Hubungan kausal adalah pola penyusunan paragraf dengan menggunakan beberapa fakta yang mempunyai pola hubungan sebab-akibat.

Contoh Paragraf Induktif Generalisasi
Banyak pedagang kaki lima yang entah bagaimana awalnya, seperti mengelompokkan diri hanya dengan menjual jenis barang tertentu di sebuah trotoar tertentu. Selanjutnya, tampillah trotoar tersebut sebagai etalase khusus. Bahkan, banyak barang khas trotoar terkenal di Jakarta yang tidak bisa dijumpai di toko-toko resmi. Dari suasana tersebut ternyata banyak trotoar yang akhirnya menjadi terkenal karena penampilanya yang khas.

Contoh Analogi Induktif
Tim Uber Indonesia mampu masuk babak final karena berlatih setiap hari. Maka tim Thomas Indonesia akan masuk babak final jika berlatih setiap hari.

 Contoh Hubungan kausal
Toni melihat kecelakaan dijalanraya, sehingga Toni beranggapan adanya korban kecelakaan.


2.5  Berdasarkan Letak Kalimat Utamanya
Paragraf Induktif adalah paragraf yang dimulai dengan mengemukakan penjelasan-penjelasan kemudian diakhiri dengan kalimat topik. Paragraf induktif dapat dibagi ke dalam tiga jenis, yaitu generalisasi, analogi, dan kausalitas.





BAB 3
PENUTUP

KESIMPULAN
Dari berbagai penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa penalaran dalam prosesnya ada 2 macam yaitu penalaran Deduktif dan penalaran Induktif.
Penalaran Deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.
Penalaran Induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum.

Daftar Pustaka
https://id.wikipedia.org/wiki/Paragraf